Kamis, 28 Januari 2016




  
Curiculum Vitae atau sebuah DaftarRiwayat Hidup berguna ketika kita melamar pekerjaan dimana pun berada. ini adalah salah satu CV yang didesain Modern dan kreatif yang ditujukan untuk pasar kreatif.




Senin, 21 September 2015

Broadcasting



Pada Postingan Blog saya ini,saya akan memberikan sebuah pengetahuan tentang apa itu Broadcasting Tv,Karena seiring perkembangan Jaman terkhususnya di Indonesia mempunyai Stasiun-Stasiun Yang berhubungan dengan BroadCasting.Baiklah Tanpa mengurangi rasa hormat kita langsung saja Membahas Tentang Postingan Broadcasting TV.
BROADCASTING TV
(KAREKTERISTIK DAN POLA SIARANNYA )

APA ITU BROADCASTING ?
Broadcasting secara umum dapat diartikan sebagai siaran atau penyiaran. Di awal tahun 2000-an industri broadcasting mulai berkembang di Indonesia secara signifikan walaupun wadah/peluang untuk orang-orang broadcasting sampai saat ini belum terlalu banyak. Tetapi jangan khawatir Junior Broadcaster Indonesia, Anda-lah tumpuan bangsa ini. Hari ini saja puluhan tv lokal beserta partner bisnisnya yakni PH (Production House) dan Agency mulai banyak berdiri artinya peluang Anda untuk berkarya terbuka lebar. Hari ini pula, menjadikan broadcasting satu bidang ilmu pengetahuan yang sebenarnya bukan hal yang baru tetapi menjadi sesuatu yang sangat baru. Indikasinya adalah ada berbagai kalangan yang tidak mengerti apa itu broadcasting bahkan ketika penulis menanyakan langsung kepada masyarakat umum mereka hanya bengong. Lucunya lagi ada yang berpendapat bahwa broadcasting itu orang-orang yang suka mengadakan casting untuk film, walaupun itu adalah bagian dari tugas seorang broadcaster (sebutan orang yang berkecimpung dibidang broadcasting). Toh, pada akhirnya industri broadcasting menjadi industri yang sangat menjanjikan, sebab broadcasting akan terus berkembang seiring perkembangan zaman.

Sebenarnya manusia sejak dulu telah mengenal apa yang disebut dengan radio dan televisi, tetapi sebagian dari mereka ada yang tidak paham bahwa televise dan radio adalah produk atau sarana utama untuk broadcasting meskipun belakangan seiring berkembangnya zaman internet, HP, TV Wall dan jaringan-jaringan multimedia juga termasuk sarana penyiaran (broadcasting). Artinya batasan broadcasting tidak hanya ada pada radio dan televisi.
BROADCASTING SECARA UMUM
Menurut disiplin ilmu komunikasi, broadcasting adalah cabang dari ilmu komunikasi yang berhubungan dengan penyiaran. Di dalam broadcasting sendiri sebenarnya yang paling dominan dikaji adalah bagaimana membuat konten sebuah siaran mulai dari praproduksi-produksi-pascaproduksi, jadi bukan hanya belajar secara teori saja namun di broadcasting mempelajari praktik bagaimana membuat sebuah tayangan/konten yang menarik dan enak dilihat atau didengar, atau menurut teori ilmu komunikasi, bagaimana pesan yang disampaikan sampai kepada khalayak ramai/umum. Karakteristik broadcasting antara lain: memberi informasi, mendidik dan menghibur.
Broadcasting secara harfiah adalah proses pengiriman sinyal/pesan ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut UU Penyiaran No. 32 tahun 2002 penjelasan tentang dunia broadcast terbagi menjadi 2 yakni siaran (broadcast: kamus bahasa inggris) dan penyiaran (broadcasting: kamus bahasa inggris) yang masing-masing memiliki definisi sendiri-sendiri.
Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. 

SEKILAS BROADCASTING TELEVISI
Gambar televisi pertama muncul pada tahun 1920 di Amerika serikat, sedangkan bentuk pesawat televisi pertama muncul di sebuah pameran New York World’s Fair di tahun 1939 dengan ukuran tv 8 x 10 inch. Sistem televisi elektris sendiri diciptakan oleh Vladimir Katajev Zworykin dan dikembangkan lagi pada tahun 1930 oleh Philo T. Fransworth. Jika dilihat dari sejarahnya dunia broadcast tv yang berkembang pesat tentu memang adalah Negara Amerika dan Negara-negara Eropa sampai hari ini.
Namun munculnya TV swasta di tahun 1990-an di Indonesia membuat kebijakan pemerintah mengenai televisi berubah secara mendasar, dimana monopoli siaran televisi tidak terulang kembali. Kini sejak era siaran tv swasta semarak perkembangan dunia broadcasting tv pun semakin maju terutama di pertelevisian Indonesia yang jika disimpulkan tv di Indonesia terbagi atas empat yakni: Televisi Negara/ Pemerintah, Televisi Swasta, Televisi Komunitas, Televisi Berlangganan. Keempatnya mempunyai potensi untuk berkembang dan menjadi sarana penyampaian informasi, hiburan dan pendidikan. Namun demikian setiap televisi mengadakan siaran dengan berbagai macam jenis program acara baik drama, nondrama dan news. Di tahun 2003 secara serentak tv swasta nasional bermunculan, hal ini tentu membutuhkan program acara yang semakin banyak pula. Nah, pola inilah yang membentuk dituntutnya tenaga-tenaga ahli (kreatif ) yang mampu membuat program acara televisi secara simultan dan kontinu, sebab televisi tanpa program acara tidak akan pernah ada siaran televisi.
Di samping itu televisi memilki karakteristik yang unik antara lain: pesan yang disampaikan untuk khalayak luas, heterogen dan tidak mengenal batas geografis ataupun kultural, bersifat umum, tidak ditujukan untuk pribadi, cepat, selintas, berjalan satu arah, terorganisasi, periodik dan terarah serta mencakup berbagai aspek kehidupan. Dibanding media lain seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan lain sebagainya televisi memiliki sifat yang istimewa. Dimana televisi menggabungkan antara media suara (audio) dan gambar (visul), selain itu televisi bisa bersiafat: informatif (information), menghibur (entertainment), mendidik (education), politis (propaganda) atau bahkan gabungan keempatnya.

 Berikut ini adalah beberapa pengertian Broadcasting (penyiaran) menurut:
1.      Ben H. Henneke, seorang ahli radio siaran mengartikan Broadcasting (Penyiaran) adalah :
“ Radio Announcing is nothing more than an attempt to communicate information may reach millions, it is directed to to the individual listener and the communication is complete only when the listener hears, comprehends, is interested and then act upon what he hears”
(Penyiaran tidak lain adalah hanya suatu usaha untuk mengkomunikasikan informasi untuk memberitahukan sesuatu. Meskipun informasi tersebut dapat mencapai jutaan pendengar, namun ditujukannya pada pendengar secara perorangan dan komunikasi tersebut sempurna bila pendengar mendengarkan, mengerti, dan merasa tertarik, lalu melakukan apa yang ia dengar itu)
2.      J. B. Wahyudi (1996) Broadcasting (penyiaran) adalah:
Proses komunikasi suatu titik ke audiens, yaitu suatu proses pengiriman informasi dari seseorang atau produser (profesi) kepada masyarakat melalui proses pemancaran elektromagnetik atau gelombang yang lebih tinggi.
Penyiaran yang merupakan padanan kata broadcasting yaitu semua kegiatan yang memungkinkan adanya siaran radio dan televisi yang meliputi segi ideal, perangkat keras dan lunak yang menggunakan sarana pemancaran atau transmisi, baik di darat maupun di antariksa dengan menggunakan gelombang elektromagnetik atau gelombang yang lebih tinggi untuk dipancarkanluaskan dan dapat diterima oleh khalayak melalui pesawat penerima radio atau televisi dengan atau tanpa alat bantu.
3.      Menurut Undang-Undang Nomor 32, Tahun 2002
Penyiaran yang disebut broadacating memiliki pengertian sebagai kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut, dan di antariksa dengan menggunakan spectrum frekwensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetikyang merambat melalui udara, kabel dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangakat penerima siaran.
Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Penyiaran (Broadcasting) adalah proses pengiriman informasi atau pemancarluasan siaran ke berbagai lokasi melalui proses pemancaran elektromagnetik, untuk dapat diterima secara serentak oleh masyarakat (khalayak) dengan meggunakan perangkat penerima siaran seperti radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan media lainnya.
Dengan demikian menurut definisi di atas maka terdapat lima syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk dapat terjadinya penyiaran. Jika salah satu syarat tidak ada maka tidak dapat disebut penyiaran. Kelima syarat itu jika diurut berdasarkan apa yang pertama kali harus diadakan adalah sebagai berikut:
a.       Harus tersedia spektrum frekuensi radio.
b.      Harus ada sarana pemancaran (transmisi)
c.       Harus adanya perangkat penerima siaran (receiver).
d.      Harus adanya siaran (program atau acara)
e.       Harus dapat diterima secara serentak/bersamaan

BROADCASTING DALAM ILMU KOMUNIKASI
Broacasting merupakan sub disiplin ilmu komunikasi terapan (applied communication)yang khusus mempelajari pengemasan pesan melalui media massa elektronik seperti televisi, radio dan internet.Dalam broadcasting juga memperdalam ilmu kemasyarakatan, artinya bagaimana cara kita untuk terjun langsung dan berhadapan denga masyarakat luas.Ruang lingkup broadcast meliputi:
a.       Presenter
b.      Kameramen
c.       Wartawan media
d.      Dunia perfilman, seperti: sutradara, produser, editing dll.
Ada banyak sekali keahlian yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah stasiun radio apalagi televisi. Beberapa profesi yang sangat popular adalah penyiar radio, presenter televisi dan produser. Selebihnya mungkin masih sangat jarang kita dengar sambil kita kuliah, ada baiknya mendekatkan diri ke berbagai bisnis. Radio dan, khususnya televisi sangat membutuhkan orang-orang yang kreatif, inovatif dan produktif.
Arah dan Tujuan TV Broadcasting Didunia Pendidikan
Konsentrasi Broadcasting Memberi Pengajaran, Pedidikan dan Pelatihan kepada mahasiswa untuk memasuki lapangan kerja di bidang penyiaran baik radio maupun televisi. Bahkan konsentrasi ini sangat diminati oleh mereka yang berjiwa kreatif di bidang audiovisual. Peluang-peluang kerja yang dimungkinkan berdasarkan konsentrasi antara lain:
a. Presenter
b. Master of Ceremony
c. Reporter Radio televisi
d. Anchor
e. Script Writer
f. Creative Program Radio, Televisi, dan Production House
g. Konsultan Media 8. Penulis Skenario dan Sutradara

Karakteristik broadcasting
Ada pun yang menjadi Karakteristik Tv Broadcasting antara lain:
·       Memberi informasi
·       Mendidik dan menghibur.
·       Dapat diartikan juga secara harfiah sebagai proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi secara bersamaan melalui satelit, radio, televisi dan media lainnya. Di dalam broadcasting memperdalam ilmu social kemasyarakatan dalam arti bagaimana terjun langsung dan berhadapan dengan masyarakat luas.


Lapangan Pekerjaan di Dunia Broadcasting/Penyiaran

Konsentrasi dalam bidang broadcasting memberi pengajaran, pendidikan dan pelatihan kepada mahasiswa untuk memasuki lapangan kerja di bidang penyiaran baik radio maupun televisi. Peluang-peluang kerja yang dimungkinkan berdasarkan konsentrasi antara lain:
1.     Presenter
2.     Master of Ceremony
3.     Reporter Radio televise
4.     Anchor
5.     Script Writer
6.     Creative Program Radio, Televisi, dan Production House
7.     Konsultan Media
8.     Penulis Skenario dan Sutradara

Fasilitas Untuk Kebutuhan Broadcasting

Fasilitas yang harus tersedia untuk menunjang proses pembelajaran diantarannya tersedia beberapa fasilitas studio dan laboratorium seperti:
1.     Studio Produksi Program Acara TV/Radio
2.     Master Control Room
3.     Studio Media dan Iklan
4.     Studio Foto Digital
5.     Laboratorium Fotografi – Kamar Gelap
6.     Laboratorium Komputer
7.     Ruang Pengendali (control Room) Studio TV/Radio
8.     Ruang Telecine
9.      Ruang Produksi/editing program
10.  Ruang Ganti /make up
11.  Ruang pemancar
12.  Ruang Properti

Beberapa fasilitas diatas adalah fasilitas yang dibutuhkan dalam proses penyiaran atau Broadcasting, fasilitas tersebut memang fasilitas yang dapat menunjang proses penyiaran. Menyoroti mata kuliah broadcasting di jurusan teknologi pendidikan, yang diajarkan dalam mata kuliah broadcasting lebih spesifik dengan penyiaran radio. Alangkah lebih baik bila fasilitas untuk mata kuliah broadcasting memadai.
Fasilitas yang seharusnya ada untuk menunjang mata kuliah broadcasting di jurusan Teknologi Pendidikan antara lain adalah:
1.      Ruang Produksi/editing program
2.      Laboratorium Fotografi – Kamar Gelap
3.      Laboratorium Komputer
4.      Studio Foto Digital
karena dalam mata kuliah broadcasting sangat banyak manfaatnya untuk dipelajari lebih dalam oleh mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pendidikan sebagai bekal di masa yang akan datang.
Dalam kuliah broadcasting lebih sering mendapatkan materi daripada mempraktekan langsung di dalam lab/studio untuk melakukan proses penyiaran. Permasalahnannya mengapa dalam mata kuliah broadcasting tidak mempraktekan langsung, karena fasilitas yang ada di jurusan teknologi pendidikan belum memadai dalam hal pengembangan broadcasting, hanya ada satu studio untuk penyiaran radio itupun rusak pada tahun 2012. Maka proses perkuliahan broadcasting hanya dipraktekan di depan kelas dan tidak maksimal.
Seharusnya jika fasilitas yang diberikan oleh jurusan memadai untuk perkuliahan broadcasting, akan mampu memberikan dampak yang baik untuk mahasiswa di jurusan kurikulum dan teknologi pendidikan karena mepunyai bekal dalam pengusaan broadcast/penyiaran. Namun untuk menunjang agar perkuliahan broadcast agar berjalan dengan maksimal dibutuhkan fasilitas yang benar-benar menunjang dan memadai untuk memperdalam dan menguasai ilmu broadcasting. Untuk memenuhi fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dalam mengembangkan ilmu broadcasting jurusan teknologi pendidikan belum dapat memenuhinya.
Jurusan Teknologi Pendidikan sudah memiliki seperti lab komputer dan studio untuk ruangan radio sudah tidak berfungsi dengan baik, jika diperbaiki mungkin akan lebih sedikit membantu dalam proses perkuliahan, walaupun kedua fasilitas tersebut belum sepenuhnya dapat mendukung perkuliahan broadcasting dan masih diperlukan tambahan beberapa fasilitas ruangan. Hanya saja ruangan-ruangan yang ada belum mampu berfungsi optimal.


POLA  PENYIARAN
Teknik broadcasting, Melalui teknik ini, kita dapat mengunduh berbagai macam siaran televisi atau video berbagai acara yang ada pada RSS syndication. Teknik ini juga merupakan pengembangan dari vodcast. Ada beberapa aplikasi yang mendukung teknik ini, antara lain Miro, blinkx, dan Joost. Aplikasi-aplikasi tersebut memiliki fungsi untuk mendata sejumlah acara dari beberapa situs, kemudian pengunjung situs tinggal memilih acara apa yang akan ditonton, maka aplikasi tersebut akan langsung menayangkan langsung siaran yang kita pilih atau mengunduhkan acara tersebut.
Teknik Streaming, Streaming adalah cara penayangan langsung sebuah data multimedia dari server penyedia layanan ke komputer pribadi kita. Semakin cepat koneksi Internet yang kita gunakan, maka akan makin cepat dan lancar pula tayangan tersebut dapat diputar. Contohnya ialah yang ada pada Youtube dan beberapa situs lain yang sejenis. Pada awalnya, format yang digunakan adalah QuickTime Movie (.mov), sekarang format yang lebih banyak digunakan ialah Flash Video (.flv).
Jenis-jenis media
Seperti kita ketahui, media adalah suatu ‘alat’ yang menghubungkan kita dengan dunia luar. Tanpa media, kita akan sulit mengetahui apa yang terjadi di sekeliling kita. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa media adalah sumber informasi utama bagi semua orang di dunia.
Media dapat digolongkan menjadi tiga menurut jenisnya, yaitu media cetak yang terdiri dari koran, majalah, dll, media elektronik terdiri dari televisi dan radio, dan yang masih tidak jelas statusnya yaitu media online dengan perangkat internet.
Media online juga sering disebut ‘media banci’ karena fungsinya sama – sama dapat digolongkan ke dalam dua media sebelumnya, cetak dan elektronik.
Tiga jenis media tadi juga mempunyai kekurangan dan kelebihannya berdasarkan kecepatan, biaya produksi, ketajaman berita, dll. Kelebihan serta kekurangan ketiga media tersebut adalah:
 MEDIA CETAK
Kata “media” berasal dari kata medius yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyaluran informasi belajar atau penyalur pesan. Bila media adalah sumber belajar maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda,ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan
Kelebihan (+):
  • Repeatable, dapat di baca berkali-kali dengan menyimpannya atau mengklipingnya.
  • Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan.
Kekurangan (-):
  • Lambat, dari segi waktu media cetak adalah yang terlambat karena media cetak tidak dapat menyebarkan langsung berita yang terjadi kepada masyarakat dan harus menunggu turun cetak. Media cetak sering kali hanya memuat berita yang telah disebarluaskan oleh media lainnya.
  • Tidak adanya audio, media cetak hanya berupa tulisan yang tentu saja tidak dapat didengar.
  • Visual yang terbatas, media cetak hanya dapat memberikan visual berupa gambar yang mewakili keseluruhan isi berita.
  • Produksi, biaya produksi yang cukup mahal karena media cetak harus mencetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati masyarakat.
Media Elektronik
Kelebihan (+):
  • Cepat, dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat luas.
  • Ada audio visual, media elektronik mempunyai audio visual yang memudahkan para audiensnya untuk memahami berita.(khusus televisi)
  • Terjangkau luas, media elektronik menjangkau masyarakat secara luas.
Kekurangan (-):
  • Tidak ada pengulangan, media elektronik tidak dapat mengulang apa yang sudah ditayangkan.
MEDIA ONLINE
Kelebihan (+):
  • Sangat cepat, dari segi waktu media online sangat cepat dalam menyampaikan beritanya.
  • Audio Visual, media online juga mempunyai audio visual dengan melakukan streaming.
  • Praktis dan Fleksibel, media online dapat diakses dari mana saja dan kapan saja yang kita mau.
Kekurangan (-):
  • Tidak selalu tepat, karena mengutamakan kecepatan berita yang dimuat di media online biasanya tidak seakurat media lainnya.
  • Tidak terjangkau luas. Belum semua lapisan masyarakat bisa menikmati layanan media online
Melihat kekurangan dan kelebihan yang dimiliki ketiga media di atas, media online mempunyai keunggulan dalam segi kecepatan. Kecepatan tersebut dapat mengalahkan kedua media lainnya karena audiens sekarang lebih mengutamakan kecepatan dan kemudahan dalam mengakses informasi, dan hal itu dimiliki oleh media online.
Melihat hal ini, prospek media online akan sangat unggul dan dapat mengalahkan kedua jenis media lainnya. Apalagi jika seluruh dunia dapat mengakses internet dengan mudah, otomatis media online akan lebih sering digunakan audiens dibanding kedua jenis media lainnya.
Permasalahan yang dihadapi adalah, saat ini media online belum bisa menjangkau semua lapisan masyarakat. Hanya beberapa kalangan tertentu yang bisa mengakses informasi melalui media online ini. Mungkin sekarang sudah lebih maju karena masyarakat lapisan bawah yang selama ini menjadi masyarakat minoritas pengakses media online, jumlahnya sudah meningkat. Namun masih ada kendala lain, yaitu keterbatasan Sumber Daya Manusia mereka, yang hanya bisa mengakses beberapa informasi kecil atau hanya sekedar chatting dan membuka situs jejaring sosial.
 Tahapan Produksi Televisi
Televisi sebagai media elektronik merupakan media yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dalam memperoleh informasi. Selain karena informasi yang ditampilkan berupa audio visual, televisi bisa menayangkan informasi secara serempak. Selain itu televisi dapat menjangkau banyak masyarakat karena untuk dapat menikmati tayangan televisi, masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu banyak. Dengan demikian sebuah program televisi akan bisa terus tayang tergantung respon dari masyarakat. Agar sebuah program televisi dapat mencapai sasaran penonton yang diinginkan, maka harus dilakukan beberapa tahapan produksi televisi sebelum kita membuat sebuah program televisi.
Berikut merupakan tahapan produksi televisi:
1. Membuat tujuan dari produksi, adalah bagian terpenting dalam tahapan produksi. Kita harus membuat tujuan dan sasaran yang jelas karena dengan tujuan tersebut maka tahapan produksi akan berjalan degan lancar. Jika tujuan tersebut tidak tercapai, maka kita dapat mengevaluasi bagaimana tujuan yang benar agar sebuah acara dapat diproduksi dengan baik. Tujuan produksi bisa untuk informasi, edukasi, dan lain-lain. Kenyataannya, tujuan utama dari produksi sebuah program adalah menarik minat pemirsanya sehingga akan mempengaruhi sukses atau tidaknya sebuah produksi program acara.
2. Menganalisa target penonton, sebelum melaksanakan produksi, hal yang harus kita lakukan adalah menganalisa target penonton baik dari psikografis, demografis, geografis, dan lain-lain sehingga tidak akan terjadi “salah alamat” dalam membuat suatu program. Program yang ditargetkan untuk orang tua, kemaslah program tersebut agar menarik ditonton oleh orang tua. Jangan sampai malah anak-anak yang menikmati sehingga yang terjadi adalah pemirsa bosan dan pemirsa yang bukan targetnya akan terkena imbas “Sindrom Televisi”.
3. Lihat kembali program sejenis yang sudah ada sebelumnya, Dalam memproduksi sebuah program, mari kita tengok ke belakang apakah program sejenis sudah ada atau pernah kita buat sebelumnya. Jika program yang pernah dibuat itu gagal, maka buatlah sebuah program baru. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam program sebelumnya akan membuat program baru ini berbeda karena semua sudah dievaluasi. Perubahan itu penting. Dalam hal ini menyangkut konsep, pendukung artis, lokasi, dan waktu.
4. Membuat proposal program, Membuat proposal program adalah tahapan dimana konsep-konsep yang sudah dipikirkan matang-matang diterjemahkan ke atas kertas. Dalam menyusun proposal ini ada beberapa tahapan lagi yang harus dilewati. Yang pertama adalah membuat treatment dan jelaskan detail maksud dari dibuatnya program tersebut. Setelah bagian tersebut selesai dikerjakan, maka buatlah naskah keseluruhan program. Dalam hal ini menganalisa & menilai rancangan program, yang nantinya disetujui atau ditolak menjadi desain program.
 5. Membuat Pengaturan Jadwal/Schedule, Pengaturan schedule acara tidak dilakukan begitu saja tanpa perencanaan serta evaluasi setelahnya. Ada proses yang dilalui sehingga tayangan tersebut bisa secara rutin dilakukan stasiun televisi. Yang mengatur itu semua dilakukan di satu departemen yakni Programming Departement. Di dalam TV Programming akan tercakup :
· Orientasi Program
· Kebijakan Program
· Strategi Program
· Sumber Acara
· Pola Acara
· Kriteria Acara
· Pengembangan Program
Untuk menjalankan ke 7 aspek di atas, programming memiliki harus memiliki strategi yakni : Counter Programming, Block Programming, Hammock, Tentoling, dan Stunting.
6. Memilih lokasi, Jika produksi didalam studio tidak mencukupi, anda harus memutuskan lokasi di luar . Orang yang bertugas untuk mensurvei dan mengkoordinasi lokasi dinamakan location scout atau location manager.
7. Memilih pemeran dan peralatannya, Disini anda memutuskan siapa yang akan memerankan tokoh-tokoh dalam produksi anda pameran langsung menawarkan kepada orang terkenal/bisa juga melalui proses seleksi (casting). Hal ini juga dapat dilakukan jauh sebelum produksi berlangsung. Ini bisa digunakan sebagai bahan proposal. Orang yang menangani hal kostum dan peralatan disebut Set Designer. Dia bertugas melihat naskah lalu melakukan penelitian kemudian mendiskusikannya dengan sutradara, setelah melakukan perjanjian diatas. Set Designer dapat juga sebagai Designer pada proses komputer jika produksi tersebut membutuhkan sentuhan komputer.
8. Memulai latihan dan shooting, tergantung dari jenis acaranya seperti apa. Latihan atau disebut dengan gladiresik bisa dilakukan pada saat sebelum acara utama dilakukan atau di shooting kan. Produksi acara yang menggunakan sistem live on tape harus melakukan gladiresik karena nantinya akan ada latihan khusus untuk gerakan, kamera, properti, dan lain-lain yang tidak bisa di rekam ulang. Berbeda dengan produksi drama yang bisa mengambil gambar berulang-ulang karena terbantu dengan teknologi editing.
9. Pasca Produksi, Setelah semua produksi dilakukan, selanjutnya menindaklanjuti hasil dari produksi kita. Televisi penyiaran memiliki rating. Di dalam lembaga televisi, acara aka dievaluasi, diuji coba/ditanggapi oleh para informe
PERKEMBANGAN CYBER DALAM BROADCAST
Media online di Indonesia, data dari Netcraft atas survei server, total web hoster naik 5.4 juta website selama bulan Desember. Total jumlah website sampai 2008 mencapa 155,230,051 buah. Perkiraan peningkatan jumlah website di tahun 2007 saja sudah bertambah sampai 50 juta website baru, dan mengalahkan jumlah pertambahan situs pada tahun 2006 dengan peningkatan 30 juta situs.
Peningkatan jumlah situs baru mungkin tidak mengejutkan alasannya, adanya situs jenis baru blog. Myspace, Live space dan Blogger sekarang sudah mencapai angka 25 juta website. Jumlah nama domai baik yang masih hidup maupun yang mati telah tumbuh mencapai 18 juta website dalam 1 tahun lalu.
Berbeda dengan pengunakan software server. Penggunaan jenis data Apache dari seluruh web hosting ternyata turun1.19 persen dengan total 49.57 persen. Microsoft juga menyerah, karena mengalami penurunan 0.08 point dari 35.76 persen. 5 besar layanan terbesar di menangkan Google naik 0.23 point menjadi 5.51% dengan 8.56 juta situs. Perbandingan software Microsoft Vs Apache memiliki angka 55.51 juta vs 76.95 juta (sumber: Netcraft).

Teknologi Siaran TV
            Dalam Industri penyiaran semakin berkembang dari waktu ke waktu, termasuk dalam perkembangan teknologi televisi. Di Indonesia pada masa kini, sudah banyak rumah-rumah yang menggunakan televisi digital atau yang lebih dikenal dengan sebutan tv kabel atau tv berlangganan, terutama di kota-kota besar. Perangkat ini menggantikan televisi analog yang secara umum menayangkan siaran dari berbagai stasiun televisi lokal dan nasional saja. Tidak hanya televisi analog dan digital saja, kini sudah diciptakan teknologi yang lebih baru lagi, yaitu televisi online yang dapat diakses di personal computer, laptop, tablet, dan bahkan smartphone. Akan tetapi, teknologi penyiaran yang akan dibahas di dalam tulisan ini adalah televisi analog dan televisi digital saja.
            Televisi analog mengkodekan informasi yang diterima dengan cara memvariasikan frekuensi dari sinyal. Penyiaran televisi analog menggunakan frekuensi radio VHF / UHF. Sama seperti halnya penyiaran televisi analog, penyiaran televisi digital juga menggunakan frekuensi radio VHF / UHF, namun format kontennya berupa digital. Dalam penyiaran televisi analog, semakin jauh antenna televisi analog dari stasiun pemacar televisi, maka akan semakin lemah sinyal yang diterima sehingga gambar yang diterima pun akan semakin buruk atau berbayang. Keadaan itu berbeda dengan televisi digital yang dapat menyampaikan gambar dan suara dengan jernih sampai pada titik di mana sinyal tidak dapat diterima lagi. Sehingga dapat dikatakan bahwa penyiaran televisi digital hanya mengenal dua macam status, yaitu terima (1) atau tidak (0). Artinya, jika perangkat penerima siaran digital dapat menangkap sianyal, maka informasi gambar dan suara akan diterima dengan kualitas yang baik. Namun jika sinyal tidak dapat ditangkap oleh perangkat penerima siaran digital, maka gambar dan suara tidak akan muncul. Bagi para pengguna televisi konvensional (televisi yang menerima siaran televisi analog), diperlukan alat yang dinamakan set-top-box (STB). STB ini merupakan perangkat eksternal yang akan menangkap siaran televisi digital dengan cara menerima siaran televisi digital tersebut, kemudian mengkonversi dan mengkompresi sinyal digital tersebut sehingga dapat diterima oleh pesawat televisi konvensional. STB harus memiliki standard yang sama dengan sistem pemancar (transmitter), yaitu DVB-T2. Standard ini diadopsi oleh Indonesia sejak tahun 2012, menggantikan standard sebelumnya yaitu DVB-T yang digunakan sejak tahun 2007. DVB-T ini sebelumnya merupakan standard penyiatan televisi digital terrestrial yang tidak berbayar atau free to air. Dengan adanya perangkat STB ini, maka para pemilik televisi konvensional tidak perlu membeli perangkat televisi baru. STB ini kini disediakan oleh para perusahaan yang memfasilitasi layanan siaran televisi digital, seperti telkomvision, indovision, dan masih banyak lagi. Pada siaran televisi digital, kualitas gambar dan suara yang diterima dan ditonton pemirsa jauh lebih bagus dibandingkan dengan siaran televise analog. Pada siaran televisi digital, segala bentuk noise seperti bintik-bintik semut, dan gambar berbayang tidak lagi nampak pada layar monitor televisi. Selain itu, fasilitas yang terdapat pada televisi digital selain siaran berbagai program acara dari bermacam stasiun televisi adalah fasilitas EPG (Electronic Program Guide). EPG merupakan fasilitas untuk penonton agar dapat mengetahui berbagai acara yang telah dan akan ditayangkan di jam-jam berikutnya. Selain itu, dalam siaran televisi digital, terdapat layanan interaktif di mana penonton dapat membarikan rating terhadap suatu program siaran secara langsung.  
            Selain kualitas gambar dan suara yang lebih bagus daripada televisi analog dan fasilitas program yang lebih interaktif, televisi digital memiliki beberapa keunggulan lain dibandingkan dengan televisi analog. Beberapa keunggulan itu diantaranya adalah: televisi digital menghemat kanal frekuensi, merupakan perangkat yang dilengkapi dengan EWS, dan dilihat dari segi industri, penyiaran televisi digital ini juga lebih menguntungkan. EWS sendiri merupakan singkatan dari Early Warning System, yaitu peringatan dini kepada masyarakat apabila terjadi keadaan darurat, seperti tsunami atau gempa bumi. Sistem EWS ini terdapat pada STB televisi digital. Dari segi industri, penyiaran televisi digital lebih menguntungkan karena penjualan STB sangat menjanjikan di pasaran. Menurut Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Dr. Ir. Thomas Sri Widodo, D.E.A, jika dihitung, harga STB satuannya sekitar Rp 500,000, peluang bisnis 10 persen per tahun, dan kepemilikan televisi di Indonesia mencapai 40 juta unit. Hasilnya, peluang bisnis STB televisi digital ini mencapai nilai 2 triliun rupiah. Angka ini merupakan angka yang besar bagi industri menengah. Selain itu, para pemilik stasiun televise tidak perlu mengganti perangkat penyiaran mereka, karena perangkat yang dibutuhkan dalam penyiaran televisi digital akan disediakan oleh perusahaan multipleksing.
            Melihat banyaknya keuntungan yang diperoleh dari penyiaran televisi digital dibandingkan dengan penyiaran televisi analog, negara-negara maju di Eropa dan negara besar seperti Amerika Serikat, Jepang, Kanada, dan Australia telah mematikan siaran analog (analog switch off) di negara mereka. Mereka beralih ke penyiaran televisi digital. Selanjutnya setiap negara harus menetapkan tahun migrasi dari penyiaran televisi analog menuju penyiaran televisi digital. Di Indonesia, perkembangan penyiaran televisi digital ini mencapai tahap perancangan dan migrasi dari televisi analog. Dalam tahap ini, sampai tahun 2015, STB sangat dibutuhkan oleh para pengguna televisi. tahun 2012, selambat-lambatnya implementasi penyiaran digital telah dimulai dan di tahap berikutnya, di kota-kota besar secara bertahap akan dilakukan analog switch off. Pada tahun 2012 tersebut, infrastruktur televisi digital telah mulai dibangun dan dioperasikan oleh penyelenggara multipleksing swasta di daerah Jawa, dan Kepulauan Riau. Konten siaran televisi digital juga sudah dapat diterima di daerah ini. Daerah lain yang akan menyusul secara bertahap adalah Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Dalam rencana implementasi penyiaran televisi digital di Indonesia, pemerintah merencakan pada tahun 2018 akan dialkukan analog switch off secara nasional. Oleh karena itu, sejak sekarang, masyarakat dan para pelaku industri dipersiapkan untuk melakukan migrasi dari penyiaran televisi analog ke televisi digital.
            Akan tetapi dalam proses pembangunan jaringan infrastruktus televisi digital, memang dibutuhkan biaya yang besar. Penyedia layanan multipleksing televisi digital harus membangun infrastruktur di berbagai wilayah dalam zona layanannya. Pembangunan ini harus sesuai dengan komitmen penyedia layanan multipleksing tersebut pada saat seleksi penyelenggaraan multipleksing. Nantinya, penyedia layanan multipleksing ini dapat menyewakan sebagian kapasitas yang ia miliki kepada perusahaan penyiaran yang menyediakan program siaran televisi digital. Jadi, infrastruktur baru seperti antenna, tower, pemancar, dan lain-lain tidak perlu dibangun atau dibangun lagi oleh stasiun televisi penyedia program siaran, karena mereka cukup menyewa slot siaran sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh penyedia multipleksing sehingga program siaran mereka dapat disiarkan kepada masyarakat di wilayah tertentu.
            Dapat disimpulkan bahwa dibandingkan dengan televisi analog, televisi digital memiliki beberapa keunggulan bagi masyarakat atau pemirsa dan juga para pelaku industri. Meskipun, dalam pembangunan infrastrukturnya dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mengikuti jejak negara-negara lain, Indonesia rencananya akan melakukan analog switch off  pada tahun 2018. Berjalan mulus atau tidaknya migrasi dari televisi analog menuju televisi digital sehingga tercapainya analog switch off tergantung pada dukungan dari pemerintah, penyedia multipleksing, pemilik stasiun televisi, dan juga masyarakat sebagai penonton acara televisi.
                           TeknikPenyiaran Radio Dan Televisi

            Perkembangan teknologi komunikasi telah melahirkan masyarakat yang makin besar tuntutannya akan hak untuk mengetahui dan hak untuk mendapatkan informasi. Informasi telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat dan telah menjadi komoditas penting dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah membawa implikasi terhadap dunia penyiaran, termasuk penyiaran di Indonesia. Penyiaran sebagai penyalur informasi dan pembentuk pendapat umum, perannya semakin strategis, terutama dalam mengembangkan kehidupan demokratis.
Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat. Aktivitas penyiaran tidaklah semata merupakan kegiatan ekonomi, tetapi ia juga memiliki peran sosial yang tinggi sebagai medium komunikasi. Komunikasi dapat didefinisikan sebagi proses penyampaian ide, gagasan dan atau opini dari seseorang yang disebut komunikator ditujukan kepada sejumlah sasaran. Dalam hal ini adalah komunikan dengan dan atau tanpa media dengan tujuan megubah perilaku orang lain.
Penyiaran merupakan suatu kegiatan penyelenggaraan siaran radio dan televisi, yang diselenggarakan oleh organisasi penyiaran radio dan televisi. Output dari organisasi penyiaran adalah siaran. Medium radio dan televisi merupakan sarana komunikasi massa yang kemunculannya terjadi sebagai akibat dari revolusi di bidang elektronika.
Bagaimana proses penyiaran berlangsung? pada prinsipnya sama dengan proses komunikasi. Proses komunikasi terjadi sejak ide itu diciptakan sampai dengan ide itu disebarluaskan. Langkah – langkahnya meliputi pengagas ide dalam hal ini komunikator, kemudian ide itu diubah menjadi suatu bentuk pesan yang dapat dikirimkan baik verbal dan nonverbal melalui saluran dan atau sarana komunikasi yang memungkinkan pesan itu mampu menjangkau khalayak luas.

Proses penyiaran
Terselenggaranya penyiaran ditentukan oleh tiga unsur yang menghasilkan siaran yaitu : studio, transmitter, dan pesawat penerima. Ketiga unsur ini kemudian disebut sebagai trilogi penyiaran. Paduan ketiganya yang kemudian akan akan mengasilkan siaran yang dapat diterima oleh pesawat penerima radio maupun televisi.
1. Studio
Studio merupakan sistem yang cukup berperan dalam sebuah stasiun penyiaran, sebagai subsistem yang terintegrasi secara total, bagian studio memberikan andil untuk penyedia program – program regular yang bersifat leve event atau recording program. Sistem studio pada umumnya terintegrasi dari berbagai unit sistem, seprti bagian audio, video system, dan pencahayaan serta dilengkapi prasarana seni atau art sebagi unsur pendukung produksi, khususnya untuk produksi audio visual.
Studio merupakan tempat produksi informasi sekaligus menyirkan, yakni megubah ide dan atau gagasan menjadi bentuk pesan baik gambar maupun suara yang bermakna melaui sebuah proses yang mekanistik yang menmungkinkan gambar suara itu dikirimkan melaui transmitter untuk selanjutnya diterima oleh sistem antena pada pesawat penerima (mediia receiver) guna dinikmati oleh khalayak dalam bentukk sajian acara. Dalam produksi informasi, studio sebagi penyuplai acara di bagi menjadi 2 bagain kategori besar, yaitu :
a. live event, misalnya program music, variety show, berita/news dan lain sebagainya.
b. Recording Event, program acara yang direkam lebih dahulu baik program acara nono drama seperti music, olahraga dan news maupun program acara drama (setyabudi, 2005).

2. Trasmitter
Merupakn salah satu unsur dalam proses penyiaran yang berfungsi mengantarkan gambar dan suara dari studio berupa gelombang elektromagnetik yang membawa muatan informasi untuk dipancarkan atau disalurkan melalui kabel atau serat optik. Sistem pemancaran (transmisi) dapat dilakukan melalui sistem terresterial (pancaran di atas tanah) dan sistem satelit ( menggunakan jasa satelit komunikasi).
Ada 3 cara sistem satelit komunikasi (telekomunikasi), sistem DBS (Direct Broadcasting Satellit) dan sistem semi DBS, serta sistem gabungan ( terristorial, penyaluran dan satelit).
3. Pesawat penerima
Merupakan alat yang berfungsi mengubah gelombang elektro magnetik yang membawa muatan informasi berupa signal suaran dan signal gambar proyeksi menjadi bentuk pesan yang dapat dinikmati. Pancaran gelombang elektro magnetik yang membawa muatan signal suara yang terbentuk melalui microfon, kemudian pancaran ini diterima oleh sistem antena untuk diteruskan ke pesawat penerima, dan signal suara itu diubah kembali menjadi atau audio didalam audio/loudspeaker. Proses ini menghasilkan siaran radio. Sedang pancaran elektro magnetik yang membawa muatan signal suara, yang dihasilkan oleh microfon dan signal gambar proyeksi, yang dihasikan oleh sistem lensa dan kemudian diubah menjadi signal gambar dalm tabung pengambil gambar (pick up tube) maka proses ini menghasilkan siaran televisi.
Ketiga unsur tersebut bila dipadukan dapat menghasilkan siaran, seperti dalam bagan berikut ini:
Bertindak sebagai komunikator dan sekaligus sebagai sumber informasi adalah penyelenggara siaran. Ide/isi pesan komunikator produksi dan disiarkan melalui stasiun penyiaran radio dan televisi (hasil produksi) dapat dinikmati atau dilihat dan didengar oleh komunikan melalui pesawat televisi dan atau pesawat radio. Isi pesan itu bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku khalayak.
Sementara penyiaran yang merupakan padanan kata broadcasting memiliki pengertian sebagai: kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik[2] yang merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.[3]Dengan demikian menurut definisi di atas maka terdapat lima syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk dapat terjadinya penyiaran. Jika salah satu syarat tidak ada maka tidak dapat disebut penyiaran. Kelima syarat itu jika diurut berdasarkan apa yang pertama kali harus diadakan adalah sebagai berikut:
1. Harus tersedia spektrum frekuensi radio
2. Harus ada sarana pemancaran/transmisi
3. Harus adanya perangkat penerima siaran (receiver)
4. Harus adanya siaran (program atau acara)
5. Harus dapat diterima secara serentak/bersamaan
Dari kelima syarat penyiaran tersebut di atas hanya poin ke lima yang tidak kita bahas dalam buku ini karena hal tersebut sudah sangat jelas yaitu bahwa penyiaran harus dapat diterima secara serentak. Pada bab mengenai teknik penyiaran ini kita akan membahas tiga hal dari lima syarat penyiaran tersebut di atas yaitu mengenai spektrum frekuensi radio, sarana pemancaran atau transmisi dan perangkat penerimaan penyiaran. Sedangkan mengenai siaran atau program akan dibahas di bab tersendiri di buku ini yaitu mengenai program. Kita mulai pembahasan dengan spektrum frekuensi radio.

Standar Prosedur Pengoprasian
Istilah standar prosedur pengoprasian atau standard operating procedure (SOP)pada awalnya hanya dipakai sebagai suatu syarat atau aturan untuk mengoperasikan suatu mesin peralatan mekanik atau elektronik. Syarat tersebut mutlak diperlukan dengan tujuan untuk melancarkan operasional dan membuat alat agar dapat digunakan dalam waktu yang relatif lebih lama.
Dalam kaitan ini Wahyudi (1994) mengatakan para pengelola prograsm teknik dan administraasi/ ketatalaksanaan dalam wadah organisasi penyiaran bekerja diatas landasan saling pengertian, menghargai dan mengingatkan, untuk menghasilkan siaran yang berkualitas, baik dan benar. Yang dimaksud dengan siaran berkualitas, baik dan benar adalah :
 Siaran berkualitas adalah siaran yang kuallitas suara atau gambar atau visualnya prima.
- Siaran yang baik adalah siaran yang isi pesannya, baik audio atau visualnya bersifat informatif,  edukatif, persuasif, akumulatif, komunikatif dan stimulatif.
- siaran yang benar adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan atau visualnya diproduksi sesuai dengan sifat fisik medium radio dan atau televisi.
Dengan memperhatikan kriteria siaran yang berkualitas, baik dan benar, maka diharapkan akan mampu memberikan kontribusi kepada khalayak berupa hasil produksi siaran yang benar- benar dapat dinikmati dan di tonton. Untuk siaran artistik terilat pada kode moral, sedangkan siaran karya jurnalistik selain terikat kode moral juga pada kode profesi jurnalistik.

Pemancar televisi UHV dan VHF

A. Kualitas Penerimaan Siaran Televisi
            Besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat dipengaruhi beberapa parameter dari stasiun pemancar yang meliputi antara lain :
Daya pancar Gain dan sistem antena pemancar Jarak lokasi pemancar dengan lokasi penerimaan Frequency saluran yang digunakan Gain dan antena sistem dari pesawat penerima Profile chart antara antena pemancar dengan antena pesawat penerima Ketinggian lokasi pemancar terhadap lokasi penerima.Apabila dinyatakan dalam rumus, dapat kita lihat dengan jelas parameter parameter yang berpengaruh pada penerimaan signal siaran televisi : Pfs(db) = Po(db) + Gant Tx(db) – Apl(db) + Gant Rx(db) Pfs(db) : Level Field Strength dalam satuan dB Po(db) : Power Output pemancar dalam satuan dB Gant Tx(db) : Gain antena pemancar dalam satuan dB Apl(db) : Anttenuasi Path Loss dalam satuan dB Gant Rx(db) : Gain antena penerima dalam satuan dB

B. Daya Pancar
Kiranya semua orang tahu bahwa besarnya daya pancar, akan mempengaruhi besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan siaran televisi. Namun demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar.

Identifikasi Standar TV Dunia Dan HDTV
HDTV adalah merupakan media komunikasi baru dan teknologinya masih dalam proses penggarapan yang sangat ramai, terutama pada awal dekade ini. Secara singkat sejarah perkembangan HDTV dimulai oleh Jepang yang dimotori oleh pusat riset dan pengembangan NHK (TVRI/RRI  -nya Jepang) pada tahun 1968, kemudian diikuti oleh Masyarakat Eropa  sebagai pembanding dan akhirnya Amerika Serikat menjadi kompetitor yang harus diperhitungkan. Diperkirakan bahwa teknologi HDTV ini akan menjadi standar televisi masa depan, sehingga seorang peneliti senior dalam bidang  sistem strategi dan manajemen Dr. Indu Singh meramalkan bahwa pasar dunia untuk HDTV ini akan mencapai 250 billion dolar pertahun (tahun 2010). Untuk itu pada dekade tahun 1990 ini negara-negara maju telah dan sedang berusaha agar bisa membuat teknologi tersebut sehingga bisa menguasai pasar dunia (posisi strategis). Karena itu maka sekarang telah bermunculan berbagai standar, yang satu sama lainnya saling berbeda. Yang menjadi persoalan  sekarang adalah bagaimana sebaiknya bagi negara berkembang ? 
Proses Kerja Elektronis Pesawat TV

Prinsip Kerja Televisi 
Bagaimanakah Televisi Bekerja?
Sebelum kita mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.

Sejarah perintisan industri/lembaga penyiaran TV 

Perkembangan Teknologi TV Di Dunia
Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog.  Sistem yang dipergunakan dalam televisi analog adalah NTSC (National Television System(s)) Committee, badan industri pembuat standar yang menciptakannya. Sistem ini sebagian besar diteraapkan di Amerika Serikat (AS) dan beberapa bagian Asia Timur, seperti: China/Tiongkok, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Taiwan, Mongolia.Sementara, sistem PAL (Phase-Alternating Line, phase alternation by line atau untuk phase alternation line). Dalam bahasa Indonesia: garis alternasi fase), adalah sebuah encoding berwarna digunakan dalam sistem televisi broadcast, digunakan di seluruh dunia. PAL dikembangkan di Jerman oleh Walter Bruch, yang bekerja di Telefunken, dan pertama kali diperkenalkan pada 1967.
SEJARAH PENEMUAN TEKNOLOGI TELEVISI
     Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell) 

Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube)


Sumber Inspirasi :
Sumber :http://mind8pro.blogspot.co.id/